3 Jul 2012

Perangkat Gamelan Jawa


Gamelan Jawa sebenarnya dapat dibedakan menjadi dua laras (tangga nada / titi nada), yaitu Slendro dan Pelog. Menurut mitologi Jawa, Gamelan Slendro lebih tua usianya daripada Gamelan Pelog. Slendro memiliki 5 (lima) nada per oktaf, yaitu 1 2 3 5 6 (C- D E+ G A) dengan interval yang sama atau kalau pun berbeda perbedaan intervalnya sangat kecil. Pelog memiliki 7 (tujuh) nada per oktaf, yaitu 1 2 -3 +4 +5 6 7 (C+ D E- F# G# A B) dengan perbedaan interval yang besar.
Gamelan dapat dimainkan sebagai sebuah pertunjukkan musik tersendiri maupun pengiring tarian atau seni pertunjukkan seperti Wayang Kulit dan Ketoprak. Sebagai sebuah pertunjukkan tersendiri, musik Gamelan biasanya dipadukan dengan suara para penyanyi (penyanyi pria disebut wiraswara dan penyanyi wanita disebut waranggana).
Dalam masyarakat Jawa, orkestra musik Gamelan biasanya disebut “Karawitan”. Berasal dari kata “rawit” yang berarti rumit, halus, kecil. Karena memainkan Karawitan memang tidak sekedar berfokus pada bunyi yang dihasilkan oleh alat musik, tapi juga harus dapat memahami kedalaman makna dari musik yang sedang dimainkan tersebut.Mengingat bahwa semua gendhing yang diciptakan berkorelasi dengan kehidupan manusia sehari-hari, misalnya: ada Gendhing yang merujuk pada keselamatan, ucapan syukur, permintaan, permohonan, dan sebagainya. Dengan memahami kedalaman tersebut maka sang pemain Gamelan dituntut untuk tidak memainkan alat-alat musik sekehendak hatinya, tetapi selalu berdasarkan konteks yang ada.
Seperangkat Gamelan biasanya terdiri dari beberapa alat musik. Dalam sebuah Karawitan biasanya terdapat minimal 15 instrumen yang berbeda. Alat-alat musik tersebut ada yang terbuat dari logam, besi, perunggu, kayu, bambu, dan kulit binatang.
Pada umumnya alat-alat musik yang terdapat dalam perangkat Gamelan terdiri dari:
1.    Counter-Melody, adalah alat-alat musik yangterdiri atas:
  • Gambang, adalah alat yang menyerupai instrument metallophone, tetapi  bilah-bilahnya terbuat dari kayu atau tembaga.
  • Suling, adalah alat musik tiup yang biasanya terbuat dari bambu. Dibedakan atas dua tipe: 1) suling dengan lima lubang (finger-holes) untuk laras Pelog; 2) suling dengan empat lubang untuk laras slendro
  • Rebab, adalah alat musik gesek yang dapat menghasilkan suara cukup keras
  • Siter atau Celempung, adalah alat petik sejenis gitar tetapi memiliki senar yang lebih banyak.
2.    Drum, terdiri atas:
  • Bedug, adalah alat musik tabuh yang terbuat dari sepotong batang kayu besar yang telah dilubangi bagian tengahnya sehingga menyerupai tabung besar. Pada ujung batang yang berukuran besar ditutup dengan kulit binatang (biasanya kulit sapi, kerbau atau kambing). Bedug menimbulkan suara berat, rendah, tapi dapat didengar sampai jarak yang jauh.
  • Kendang, adalah alat musik tabuh menyerupai bedug tetapi memiliki ukuran yang lebih kecil. Kendang biasanya dimainkan oleh pemain gamelan profesional. Kendang dapat dibagi menjadi empat berdasarkan ukuran dari yang terbesar sampai yang terkecil: Kendang Gending, Kendang Wayangan, Kendang Ciblon, dan Kendang Ketipung
3.    Gong, terdiri dari:
  • Gong yang digantung. Dapat dibedakan dalam dua jenis yaitu:
    • Gong Ageng, adalah gong terbesar dalam Gamelan Jawa dan dipercaya sebagai “roh” dalam Gamelan. Oleh karena itu, gong ini sangat dihormati. Biasanya Gong Ageng ditempatkan di belakang Gamelan.
    • Kempul, adalah gong gantung yang memiliki ukuran lebih kecil dari Gong Ageng.
  • Gong yang diletakkan diatas tali yang direntangkan pada bingkai kayu (tempat yang terbuat dari kayu ini kadang disebut “Rancakan”). Dapat dibedakan dalam 4 (empat) jenis gong, yaitu:
    • Bonang, adalah satu set gong yang terdiri dari sepuluh sampai empat belas gong-gong kecil dengan posisi horizontal yang tersusun dalam dua deretan. Ada dua macam Bonang, yaitu:
      • Bonang Barung, yaitu Bonang berukuran sedang, beroktaf tengah sampai tinggi
      • Bonang Panerus, yaitu Bonang berukuran kecil tetapi titi nadanya lebih tinggi satu oktaf dibandingkan Bonang Barung.
  • Kenong, adalah gong terbesar yang diletakkan diatas tali yang direntangkan pada bingkai kayu. Dalam beberapa Gamelan, satu bingkai kayu dapat berisi 3 (tiga) Kenong.
  • Ketuk dan Kempyang. Adalah gong-gong yang diletakkan di sebelah Kenong. Ketuk dan Kempyang selalu ditempatkan dalam sebuah kotak kayu
4.     Metallophones, adalah alat-alat musik berbentuk bilahan / lempengan yang terdiri dari enam  tau tujuh bilah, ditumpangkan pada bingkai kayu yang juga berfungsi sebagai resonator. Alat-alat musik ini dapat dibedakan menjadi  2 (dua) jenis, yaitu:
  • Saron, terdiri atas:
    • Saron Demung, yaitu alat musik dengan bilahan paling besar dalam keluarga Saron dan menghasilkan nada rendah. Titi nada Saron Demung lebih rendah satu oktaf dibanding Saron Barung. Saron Demung juga dapat dibedakan dalam 2 (dua) tipe: Demung Slendro dan Demung Pelog.
    • Saron Barung. Dibandingkan dengan Saron Demung & Saron Panerus, Saron Barung memiliki bilahan logam menengah (medium). Titi nadanya satu oktaf lebih rendah dari Saron Panerus dan satu oktaf lebih tinggi dari Saron Demung. Saron Barung juga dapat dibedakan dalam 2 (dua) tipe: Barung Slendro dan Barung Pelog.
    • Saron Panerus atau seringkali disebut dengan julukan Peking. Ini merupakan keluarga Saron yang paling kecil. Dibandingkan Saron Barung, Saron Panerus memiliki titi nada lebih tinggi satu oktaf. Saron Barung juga dapat dibedakan dalam 2 (dua) tipe: Panerus Slendro dan Panerus Pelog
  • Gender, adalah alat musik yang terdiri dari bilah-bilah metal yang ditegangkan dengan tali. Gender dapat dibedakan menjadi:
    • Slentem, adalah alat musik dengan bilah metal dan resonator terbesar dalam keluarga gender. Biasanya Slentem memiliki tujuh bilah dan memiliki titi nada satu oktaf dibawah Saron Demung
    • Gender, terdiri atas:
      • Gender Barung. Gender Barung memiliki bilah metal dengan ukuran sedang dalam keluarga Gender. Gender Barung memiliki titi nada satu oktaf lebih rendah dari Gender Panerus.
      • gender Panerus. Gender Panerus memiliki bilah-bilah yang paling kecil dalam keluarga Gender. Gender Panerus memiliki titi nada satu oktaf lebih tinggi daripada Gender Barung.
Masing-masing dari alat-alat musik (perangkat) tersebut diatas memiliki fungsi-fungsi khusus yang saling mengisi dan melengkapi sehingga menciptakan harmonisasi antara satu sama lain. Setiap alat musik sudah memiliki pakem yang tertuang dalam phatet (pembatasan wilayah nada).

Artikel Menarik Lainnya

5 komentar:

  1. Dextro MoadRasta7/23/2013 12:00 AM

    Thanks infox mas KUMOL (Kulyh musk onlne), bolh post artikel d sini, klo bolh gmn crax? Bta mo knalin Gong Waning, alat musik tradisional dari Flores, NTT.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Monggo mas Dextro. Kami menerima semua masukan demi kemajuan musik Indonesia. :)
      Kalau berkenan silahkan kirim artikelnya ke kuliahmusikonline@gmail.com

      Terima kasih telah berkunjung disini :)

      Hapus
  2. Mungkin perlu juga diperkenalkan Perangkat Gamelan Jawa yang lainnya seperti Gamelan Pakurmatan (Gamelan Sekaten, Gamelan Monggang, Gamelan Kodhok Ngorek, dan Gamelan Carabalen)
    Dalam perangkat Gamelan Ageng dapat ditambah ricikan (instrumen) kecer dan kemanak.

    BalasHapus