- SEJARAH
Kontrabass adalah salah satu dari
keluarga biola. Kontrabass memiliki nama lain seperti double bass, string bass, upright bass, standup bass, acoustic bass,
contrabass violin, bass violin, bass fiddle, bull fiddle, dog house bass, dan contrabasso. Kontrabass adalah alat musik terbesar dan memiliki warna
suara paling rendah di dalam simponi orkestra moderen. Sebenarnya nama yang
umum di gunakan adalah “double bass”,
itu dikarenakan kontrabass dapat mengahasilkan suara dua oktaf di bawah cello.
Saat ini kontrabass tidak hanya di
gunakan untuk memainkan musik klasik, tapi telah di gunakan untuk musik seperti
jazz, blues di era 1950, rock and roll, rockabilly atau psychobilly, musik tradisional country, bluegrass, dan tango. Satu kontrabass terbuat dari
bermacam jenis kayu. Contohnya kayu maple untuk bagian belakang, kayu hitam
untuk fingerboard, dan kayu cemara untuk bagian depan.
Seperti alat musik berdawai lainnya,
kontrabass dimainkan menggunakan bow atau
busur dengan cara digesekan pada dawai, juga dengan cara dipetik
dawai-dawainya. Dalam musik klasik dan tango
kedua cara tadi sering dipakai. Namun dalam musik jazz lebih sering hanya dengan dipetik, walaupun dalam beberapa komposisi
musik terkadang ada yang
menggunakan bow. Didalam jenis musik
seperti blues dan rockabilly, kontrabass hanya menggunakan tehnik
petik.
Kontrabass secara umum merupakan
bagian dari keluarga dawai. Kontrabass mulai digunakan di Eropa pada abad
ke-15, dan disebut sebagai “bass violin”.
Sebelum abad ke-20 banyak orang yang memainkan kontrabass hanya dengan tiga
dawai, berlawanan dengan alat musik dawai yang memiliki lima sampai enam dawai atau keluarga biola
yang memiliki empat dawai. Namun pada abad ke-16 Gasparo da Salo menciptakan kontrabass dengan enam dawai, sayangnya itu tidak bisa
bertahan sampai sekarang.
Melihat dari ukurannya kontrabass sangat berbeda dari cello
dan biola, itu bisa terlihat dari panjang kontrabass. Sebagai tambahan biola
memiliki lengkung
bahu secara fisik sedangkan
kontrabass memiliki bahu mengukir dan kemiringan yang
lebih dibanding biola. Sebelum dimodifikasi kontrabass memang sangat mirip
dengan keluarga biola, sekarang untuk memudahkan memainkan tehnik moderen bahu
kontrabass sedikit dipotong. Karena kontrabass merupakan satu-satunya alat
musik dawai yang dibungkukan, maka sampai saat ini masih menjadi perdebatan mengenai keturunan dari biola.
Di era baru kontrabass, Paul Brun seorang pengamat musik
internasional mengatakan bahwa kontrabass adalah bagian dari keluarga biola. Ia
mengatakan seperti itu karena bagian luar kontrabass menyerupai cello dan di
bagian dalam menyerupai biola.
Disebut pula kontrabass karena nadanya
kontra atau berlawanan dengan cello, juga disebut sebagai oktaf ke-16 dari
organ gereja. Terminologi nama kontrabass untuk pertunjukan klasik diangkat
dari bahasa Itali “contrabbasso”.
Di musik jazz atau jenis musik lainnya di luar musik klasik kontrabass biasa
disebut “upright bass” atau bass yang
berdiri. Hal ini intuk membedakannya dengan bass elektrik yang biasa digunakan.
Namun berbeda pada musik rakyat dan musik bluegrass,
kontrabass lebih dikenal dengan sebutan “bass
fiddle”. Lain pula dengan dengan masyarakat Hungaria, mereka memiliki
panggilan tersendiri untuk kontrabass. Di sana
kontrabass disebut “nagy bogo” yang artinya penyiar yang besar, dikarenakan
kontrabass memiliki suara yang besar.
- DISAIN
Pada umumnya ada dua pendekatan pada
disain kontrabass, yang petama menyerupai biola dan cello., lalu ada sedikit
kemiripan dengan busetto. Bagian
depan diukir serupa dengan biola, dan memiliki sudut pada bagian belakang
seperti cello. Banyak bagian dari kontrabass yang dimiliki pula oleh keluarga
biola, seperti bridge, f-holes,
tailpiece, scroll, dan sound post.
Namun tidak selalu sama dengan
keluarga biola, kontrabass memiliki bayu yang dipotong untuk memudahkan tehnik
bermain. Dan pada bagian atas atau machine
tuner sangat berbeda. Ketidak standarisasi pada kontrabass membuatnya
terlihat sangat berbeda.
- KONTRUKSI
Kontrabass memiliki kontruksi terdekat
dengan biola, tetapi memiliki beberapa persamaan dengan keluarga “viola da gamba”. Namun fingerboard kontrabass berbeda karena
kontrabass memiliki fingerboard yang fretless.
Dan memiliki dawai lebih sedikit di banding keluarga viola da gamba yang secara umum memiliki enam dawai.
Kontruksi yang paling jelas terlihat
antara kontrabass dan keluarga biola adalah
pada bagian pegbox. Jika di biola,
biola alto, maupun cello menggunakan gross
pada bagian pegbox, lain halnya
dengan kontrabass yang menggunakan metal pada bagian pegbox. Dan bagian bawah dari kontrabass adalah sebuah batang metal
yang kemudian dihubungkan dengan endpin
dan disandarkan pada lantai. Endpin
pada kontrabass harus lebih besar dan kuat dibandingkan cello, karena ukuran
dan berat kontrabass itu sendiri.
Palang bass dan sound post adalah
kontruksi internal dari kontrabass. Bahan-bahan yang paling sering digunakan
adalah kayu maple (punggung, leher, dan tulang rusuk), kayu cemara (bagian
atas), kayu hitam (fingerboard, dan tailpiece).
Pengeculian pada kontrabass
yang lebih murah dan menggunakan kayu lapis untuk punggung, leher, dan tulang
rusuk. Walaupun sebenarnya penggunaan kayu lapis pada kontruksi kontrabass
dapat berdampak buruk jika terkena panas dan kelembaban pada jangka waktu
tertentu.
Semua bagian-bagian dari kontrabass
terpaku bersama-sama, kecuali sound post,
bridge, dan tailpiece yang posisinya ditentukan oleh tegangan dawai. Walaupun
tempat sound post dapat dipindahkan
saat dawai-dawai dikendurkan tegangannya, namun machine tuner dengan pegbox
terikat dengan sekrup di bagian atas.
Machine tuner pada kontrabass yang sangat berbeda dengan keluarga biola,
membuat beberapa perancang machine tuner
menjadi tidak fungsional, karena proyeksi dari sisi pegbox.
- DAWAI
Sebelum abad pertengahan ke-20, dawai
kontrabass pada umumnya terbuat dari gut (tali yang dibuat dari usus binatang)
namun setelah itu dawai baja sudah sebagian besar menggantikan dawai gut.
Karena dawai baja dapat menjaga nada-nada lebih baik dan menghasilkan suara
lebih baik ketika digesekan dengan bow. Selain itu dawai gut jg lebih peka
terhadap perubahan temperatur dan kelembaban, serta lebih ringan dibanding
dawai baja. Dawai gut sekarang ini lebih sering digunaka oleh ansembel musik
barok, grup musik rockabilly, grup
musik blues tradisional, dan grup
musik bluegrass.
Dawai gut pada kontrabass menciptakan
bunyi yang lebih “gelap”, ini bisa didengarkan pada musik-musik era 1940-1950. Jeff Sarli salah seorang kontrabassis
mengatakan bahwa akhir 1950 mereka memasang lagi leher bass untuk dawai baja
dan menukar dawai gut dengan dawai baja. Namun tetap saja para kontrabassis
musik rockabilly dan bluegrass lebih menyukai dawai gut, karena lebih mudah untuk melakukan
tehnik “slap” atau pukulan berlawanan
pada dawai kontrabass.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar