Ternyata banyak loh alasan seseorang untuk menjadi musisi, karena
setiap musisi pasti punya pandangan sendiri akan musiknya. Biasanya sih para
musisi memiliki lebih dari satu alasan. Nah, sekarang saya akan coba menuliskan
beberapa contoh alasan yang ada. Tapi ini cuma contoh loh, tidak bermaksud
menyinggung siapapun atau profesi apapun. :)
- · MUSIK UNTUK UANG
Kasus ini paling banyak dijumpai loh. Ga ada
salahnya sih kalau kita bermusik untuk cari uang, karena memang pada dasarnya
setiap manusia pasti butuh uang sama seperti musisi. Musisi yang bermusik untuk
uang biasanya ga peduli sama lagu atau karya yang dimainkan. Sekalipun mereka
ga suka sama lagu tersebut namun asal lagu tersebut bisa mendatangkan uang mereka mau saja main. Sebagai contoh musisi by
request antara lain, pengamen, pemusik café,
dan pemusik di acara perkawinan. Plusnya dapet uang, minusnya hasrat dalam diri
harus dikorbankan.
- · MUSIK UNTUK DIRI SENDIRI
Nah kalau kasus ini justru kebalikan dari
kasus diatas. Musisi yang bermusik hanya untuk dirinya sendiri terkadang sangat
idealis dan egois. Mereka biasanya ga perduli sama apa yang didapat, mau dapat
uang atau tidak buat mereka ga ada masalah yang penting mereka bisa memuaskan
hasrat bermusik mereka. Dan biasanya musisi seperti ini enggan memainkan lagu
atau karya yang ga mereka sukai. Sebagai contoh adalah para musisi kamar, dan
pemusik yang berjalan di jalur indie.
- · MUSIK UNTUK HOBI
Yang ini juga cukup banyak loh. Biasanya
musisi seperti ini memiliki kehidupan lain diluar musik mereka. Musisi seperti
ini justru biasanya lebih santai dalam menyikapi musik. Misalkan ada tawarin
main yang mendatangkan uang ya mau, atau main untuk senang-senang juga mereka
mau. Karena memang pada dasarnya musik bukan nomer satu di hidup mereka. Yang
ini ga usah pakai contoh yah, pasti udah ngerti kan. Hehehe
- · MUSIK UNTUK SPIRITUAL
Musisi pada kriteria ini ada namun tidak
begitu banyak juga. Biasa mereka juga tidak mencari uang dalam musik, namun
lebih kepada pendekatan spritual atas apa yang mereka percayai. Sebagai contoh,
para musisi gereja atau musisi tradisional untuk kepercayaan adat.
- · HIDUP UNTUK MUSIK
Wuih ngeri ga tuh?? “Hidup untuk musik”!!
kalau yang ini benar-benar limited edition lah. Jarang banget ditemukan, tapi
pada kenyataannya tetap ada loh. Musisi pada kriteria ini adalah untuk orang-orang
yang sepenuhnya mendedikasikan diri untuk musik, mendedikasikan diri untuk
perkembangan musik baik untuk lingkup yang sempit atau secara luas. Mereka
biasanya juga tidak peduli sama uang yang didapat, tapi juga tidak bermusik untuk
kepuasan pribadi saja. Yang kaya gini memang sangat jarang sih tapi sebagai contoh,
saya mengangbil dari pengalaman pribadi. Adalah seorang dosen musik di tempat
saya belajar. Beliau adalah seorang wanita lulusan musik dari Perancis dan pada
umurnya yang diatas 50 tahun beliau belum menikah. Saat ditanya alasannya “Buat
apa saya menikah? Saya sudah memiliki keluarga dan itu adalah murid-murid saya.”
Dan walaupun Ia lulusan dari Perancis, namun gajinya yang kecil tidak
menyurutkan Ia untuk mengajar. Itu tadi contoh dari pengalaman saya, untuk
contoh yang lebih luas kita sebut saja L.V Beethoven. Walaupun Ia tuli namun Ia
tetap berkarya untuk musik. Dan salah satu kata-katanya adalah “Music is a
higher revelation than all wisdom and philosophy.”
- · MUSIK UNTUK KEREN
Hehehehe, ini yang cukup fenomenal tapi
banyak dijumpai. Walaupun judulnya “musik untuk keren” tapi buat saya sih sama
sekali ga ada keren-kerennya. Biasanya mereka pada kriteria ini justru lebih
banyak yang ga punya bakat musik tapi punya uang. Mereka biasanya tidak menjadikan
uang sebagai prioritas namun men’Tuhan’kan popularitas. Sebagai contoh adalah
orang-orang yang rela menghabiskan ratusan juta untuk masuk label. Itu tadi
contoh yang besar, contoh kecilnya adalah mereka-mereka yang sok-sok jadi anak
band, lalu mencari personil wanita yang sebenarnya sih cuma untuk dipacari
alias modus. Hehehe. Pasti sering ketemu kan sama yang kaya gini??hehe. Maaf
aja yah, tapi buat saya pribadi sih musik lebih suci dari pada seorang wanita.
Jadi ga etis aja kalau musik untuk alasan seperti itu.
hahha, mantap kang, lanjutkan !
BalasHapus