4 Jul 2012

Bagaimana Orkestra Berkembang


Orkestra adalah ansambel instrumental dengan skala yang besar yang terdiri dari intrumen gesek, tiup logam, tiup kayu, dan perkusi. Orkestra sendiri berasal dari bahasa Yunani (ορχήστρα). Nama ini sebenarnya adalah nama untuk wilayah di depan panggung Yunani kuno dan disediakan untuk paduan suara. Orkestra berkembang dengan pesat pada abad ke-18 dan abad ke-19, namun pada ke-20 orkestra hanya sedikit terjadi perubahan.
Orkestra dengan skala kecil (sekitar lima pulh orang atau lebih sedikit) dinamakan Chamber orchestra. Namun orkestra dengan skala yang besar (sekitar 100 pemain) sering disebut Symphony orchestra atau Philharmonic orkestra. Perbedaan nama tersebut biasa dipakai jika di suatu tempat terdapat dua orketra yang besar. Contohnya ialah London Symphony Orchestra dan London Philharmonic Orchestra. Sebuah Symphony orchestra biasanya akan memiliki lebih dari delapan puluh musisi yang terdaftar, walaupun dalam beberapa kasus bisa lebih dari seratus musisi yang terdaftar. Berbeda dengan Chamber orchestra yang hanya memiliki lima puluh musisi yang terdaftar, bahkan tidak sedikit pula yang jauh lebih kecil.

     A.  Sejarah

Gambar ini adalah sebuah gambar Assyrian Orchestra yang diambil dari British Museum dan berasal dari abad ke-7 SM. Orkestra tersebut terdiri dari 7 harpa, 1 dulcimer, 2 flute, dan sebuah drum.
Orkestra moderen sendiri sebenarnya memiliki akar sejarah dari peradaban Mesir kuno.  Awal munculnya orkestra adalah kelompok – kelompok kecil para musisi yang berkumpul untuk acara festival atau pemakaman. Lalu pada zaman kekaisaran Romawi, para musisi mulai ditekan keberadaannya oleh pemerihtah Romawi, namun mereka muncul dan mulai berkembang lagi saat runtuhnya kekaisaran. Hal itu tentu berdampak positif bagi para musisi, bahkan tidak sampai abad ke-11 alat – alat musik berkembang dengan perbedaan nada da oktaf.
Memang perkembangan orkestra dimulai pada abad ke-16, ketika banyak komposer yang menulis musik untuk kelompok instrumental. Di Itali sendiri pada abad ke-15 dan abad ke-16 rumah para bangsawan – bangsawan telah memiliki kelompok musik utuk menari. Lalu pada abad ke-17 dengan munculnya teater, khususnya opera, musik semakin banyak diciptakan untuk kelompok instrumental. Dan disinilah tonggak munculnya orkestra.
Opera sendiri mulai dikenal di Itali, lalu berkembang ke Jerman. Gedung – gedung opera pun mulai di bangun di Dresden, Munich, dan Hamburg. Pada akhir abad ke-17 opera mulai berkembang di Inggris, Henry Purcell adalah tokoh utama yang mengembangkan opera di Inggris. Diikuti oleh Perancis yang dikembangkan oleh Lully dan berkolaborasi dengan Moliere, mereka membawa tarian balet dalam sebuah pertuntukan opera.
Pada abad ke-17 dan awal abad ke-18, para musisi untuk orkestra dipilih dari bakat yang ada. Koposer seperti Johann Sebastian Bach memiliki kontrol penuh dalam pemilihan para sumber daya musik dikotanya. Sedangkan Handel hanya memperkerjakan musisi – musisi terbaik yang tersedia. Berbeda dengan Joseph Haydn, Ia adalah contoh komposer yang disewa oleh bangsawan dan memiliki tugas untuk menghibur para bangsawan di istana. Walaupun disaat yang hampir sama seorang artis muda virtuoso seperti Wolfgang Amadeus Mozart yang menggelar konser dari kota ke kota untuk memamerkan keterampilannya.

     B.  Instrumentasi

Orkestra moderen telah berkembang dengan keluarga instrumen gesek. Instrumen gesek mulai berkebang dari Perancis lalu ke Inggris dan beberapa negara di Eropa. Pada awal mula munculnya instrumen gesek, tidak ada metode pembagiannya, namun pada awal abad ke-17 pembagian untuk alat musik gesek di orkestra telah dibuat. Terdiri dari violin satu, violin dua, viola, cello, dan contrabass yang memainkan part yang sama dengan cello namun lebih rendah satu oktaf. Pembagian diatas berlangsung sampai sekarang, walaupun setelah 150 tahun sempat terjadi perubahan pada cello yang sudah jarang memainkan part bass dan lebih cenderung ke arah tenor.
Pada awal munculnya orkestra gesek, selalu diiringi oleh harpsichord. Harpsichord sendiri memiliki bentuk seperti piano, namun jika piano menghasilkan bunyil karena senar yang dipukul, harpsichord menghasilkan bunyi karena senar didalamnya dipetik. Jadi harpsichord tidak bisa menciptakan dinamika dalam sebuah komposisi. Namun pada saat itu pemain harpsichord adalah pemimpin suatu grup musik dan sebagai pemain yang bertugas mengisi harmonisasi pada grup. Bisa juga memainkan part instrumen lain yang mungkin tidak ada.
Instrumen – instrumen lain mulai mucul antara tahun 1680 dan 1750. Contohnya oboe dan bassoon, lalu diikuti trumpet dan horn. Saat itu para komposer mulai menulis part untuk instrumen – instrumen tersebut, walaupu flute masih memainkan part yang sama dengan oboe.
Saat Bach (1685-1750) bekerja kepada pangeran Leopold of Cothen, Ia memiliki sebuah grup musik kecil yang terdiri dari delapan belas musisi. Walaupun perananannya masih dipegang oleh harpsichord dan instrumen gesek, tapi Ia telah mencoba memasukan instrumen tiup dalam karya yang diciptakannya untuk sedikit merubah warna musik.
Diatas pertengahan abad ke-18, komposer bekerja sebagai pelayan musik di istana. Dan Ia menciptakan musik untuk hiburan hanya jika diminta. Setelah pertengahan abad ke-18 dikalangan kerajaan,  komposer mulai meniggalkan orkestra dengan enam belas sampai dua puluh pemain. Ia hanya memainkan harpsichord, dan sesekali memainkan violin.
Pada sekitar tahun 1760, orang – orang lebih menggemari musik vokal. Sehingga orkestra mulai ditinggalkan dan mebuat orkestra hanya untuk menemani jamuan makan malam. Masyarakat yang mulai tidak ingin mengeluarkan biaya untuk menonton orkestra sangat berdampak pada para komposer.  Namun setelah abad ke-18, dengan warna musik yang baru, orang – orang mulai mendengarkan kembali orkestra dengan instrumen gesek dan harpsichord masih sebagai tulang punggungnya. Lalu oboe dan bassoon telah menjadi instrumen tetap, sedangkan flute masih sering dipegang oleh pemain oboe.  Dan clarinet pun mulai dikenal. Sekitar tahun 1750 setiap orkestra juga sudah memiliki horn, untuk menghasilkan suara yang lembut dan mellow.
Di lingkungan Mannheim di Jerman terdapat orkestra yang sangat terkenal, dan Mozart yang meperdengarkannya pada tahun 1777. Ia juga mengatakan “The orchestra is excellent and strong. On either side there  are ten or eleven violins, four violas, two oboes, two flutes and two clarinets, two horns, four cellos, four bassoons and four double basses, also trumpets and drums.”

     C.  Pengaruh Beethoven

Pada paruh pertama abad ke-19, ada istilah “standard complement” untuk alat tiup kayu dan logam pada orkestra. Dan hal ini disebabkan oleh kekuatan musik yang disebut Ludwig van Beethoven. Pengucualian untuk karyanya Symphony No.4, Violin Concerto, dan Piano Concerto No.4, yang masing – masing hanya menggunakan satu flute. Para komposer pada massa itu selalu memasangkan flute, oboe, clarinet, bassoon, horn dan trumpet. Berbeda dengan Beethoven yang memperhitungkan “palette” tertentu di Symphonies 3,5,6,dan 9. Untuk menghasilkan efek yang inovatif. Horn ketiga pada “Eroica” Symphony tidak hanya memberikan fleksibelitas yang harmonis, namun juga efek dari paduan suara “choral” di trio. Piccolo, contrabassoon, dan trombone memberikan kemenangan di final di Symphony No.5. Sebuah piccolo dan trombone juga membantu memberikan badai dan sinar matahari pada Symphony No.6. Di Symphony No.9 untuk alasan yang sama dengan “Eroica”, empat horn telah menjadi standar pada saat itu. Namun setalah kepergiannya, simfoni instrumentasi setia kepada model Beethoven, dengan beberapa pengecualian.

     D.  Pengaruh Wagner

Perkembangan orkestra berikutnya datang dari Richard Wagner ‘s Bayreuth orchestra yang didirikan untuk mengiringi drama musik. Karya – karya Wagner untuk panggunnya diberikan “score” dengan lingkup dan kompleksitas yang belum pernah terjadi sebelumnya. Ia memberika score untuk “Das Rheingold”, panggilan untuk enam harpa. Dengan demikian Wagner memberikan sebuah peran yang lebih dan ledih menuntut konduktor orkestra, karena konduktor memiliki peran yang sangat penting dalam sebuah orkestra. Hal ini membawa sebuah resolusi untuk orkestra, dan mengatur kinerja orkestra untuk delapan puluh tahun berikutnya. Teori Wagner berpusat pada pentingnya tempo dan dinamika, “bowing” pada alat musik gesek, dan peran konduktor pada orkestra.

     E.  Konduktor

Orkestra Tanpa Konduktor
Pasca revolusioner di Uni Soviet dibentuk orkestra simfoni Persimfans pada tahun 1922. Salah satu aspek yang berbeda dari orkestra simfoni ini adalah paham dari masyarakat yang komunis (Marxist) atau pendapat bahwa semua orang adalah sama, para anggota orkestra tersebut merasa tidak perlu ada kondaktor dalam sebuah orkestra. Mereka dipimpin oleh suatu komite khusus bukan oleh seorang konduktor yang menurut mereka seperti seorang diktator. Meskipun orkestra ini terbilang cukup sukses, namun selalu ada masalah saat perpindahan tempo dalam suatu komposisi yang dimainkan. Orkestra ini berhasil bertahan selama sepuluh tahun, sebelum akhirnya dibubarkan oleh Stalin (seorang budayawan yang menjadi salah satu donatur pada orkestra tersebut.

Orkestra Dengan Banyak Konduktor
Saat tehnik polystylism dan polytempo muncul, banyak komposer mulai menciptakan karyanya dengan tehnik tersebut. Tehnik ini adalah tehnik dimana komposer menulis musik dan dimainkan oleh beberapa orkestra secara bersamaan. Dengan kedenderungan ini membawa fenomena musik baru, yaitu polyconductor diman satu konduktor memimpin beberapa sub-konduktor. Hal ini memang sangat kompleks, sebagai contoh adalah Evgeni Kostitsyn ‘s Symphony No.3 yang melibatkan sembilan koduktor.

Artikel Menarik Lainnya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar