Orkestra adalah
ansambel instrumental dengan skala yang besar yang terdiri dari intrumen gesek,
tiup logam, tiup kayu, dan perkusi. Orkestra sendiri berasal dari bahasa Yunani
(ορχήστρα). Nama ini sebenarnya adalah
nama untuk wilayah di depan panggung Yunani kuno dan disediakan untuk paduan
suara. Orkestra berkembang dengan pesat pada abad ke-18 dan abad ke-19, namun
pada ke-20 orkestra hanya sedikit terjadi perubahan.
Orkestra
dengan skala kecil (sekitar lima pulh orang atau lebih sedikit) dinamakan
Chamber orchestra. Namun orkestra dengan skala yang besar (sekitar 100 pemain)
sering disebut Symphony orchestra atau Philharmonic orkestra.
Perbedaan nama tersebut biasa dipakai jika di suatu tempat terdapat dua orketra
yang besar. Contohnya ialah London Symphony Orchestra dan London
Philharmonic Orchestra. Sebuah Symphony orchestra biasanya akan
memiliki lebih dari delapan puluh musisi yang terdaftar, walaupun dalam
beberapa kasus bisa lebih dari seratus musisi yang terdaftar. Berbeda dengan Chamber
orchestra yang hanya memiliki lima puluh musisi yang terdaftar, bahkan tidak
sedikit pula yang jauh lebih kecil.
A. Sejarah
Gambar ini adalah
sebuah gambar Assyrian Orchestra yang
diambil dari British Museum dan
berasal dari abad ke-7 SM. Orkestra tersebut terdiri dari 7 harpa, 1 dulcimer,
2 flute, dan sebuah drum.
Orkestra moderen
sendiri sebenarnya memiliki akar sejarah dari peradaban Mesir kuno. Awal munculnya orkestra adalah kelompok –
kelompok kecil para musisi yang berkumpul untuk acara festival atau pemakaman.
Lalu pada zaman kekaisaran Romawi, para musisi mulai ditekan keberadaannya oleh
pemerihtah Romawi, namun mereka muncul dan mulai berkembang lagi saat runtuhnya
kekaisaran. Hal itu tentu berdampak positif bagi para musisi, bahkan tidak
sampai abad ke-11 alat – alat musik berkembang dengan perbedaan nada da oktaf.
Memang perkembangan
orkestra dimulai pada abad ke-16, ketika banyak komposer yang menulis musik
untuk kelompok instrumental. Di Itali sendiri pada abad ke-15 dan abad ke-16
rumah para bangsawan – bangsawan telah memiliki kelompok musik utuk menari. Lalu
pada abad ke-17 dengan munculnya teater, khususnya opera, musik semakin banyak
diciptakan untuk kelompok instrumental. Dan disinilah tonggak munculnya
orkestra.
Opera sendiri mulai
dikenal di Itali, lalu berkembang ke Jerman. Gedung – gedung opera pun mulai di
bangun di Dresden, Munich, dan Hamburg. Pada akhir abad ke-17 opera
mulai berkembang di Inggris, Henry
Purcell adalah tokoh utama yang mengembangkan opera di Inggris. Diikuti
oleh Perancis yang dikembangkan oleh Lully
dan berkolaborasi dengan Moliere,
mereka membawa tarian balet dalam sebuah pertuntukan opera.
Pada abad ke-17 dan
awal abad ke-18, para musisi untuk orkestra dipilih dari bakat yang ada.
Koposer seperti Johann Sebastian Bach
memiliki kontrol penuh dalam pemilihan para sumber daya musik dikotanya.
Sedangkan Handel hanya memperkerjakan
musisi – musisi terbaik yang tersedia. Berbeda dengan Joseph Haydn, Ia adalah contoh komposer yang disewa oleh bangsawan dan
memiliki tugas untuk menghibur para bangsawan di istana. Walaupun disaat yang
hampir sama seorang artis muda virtuoso seperti Wolfgang Amadeus Mozart yang menggelar konser dari kota ke kota
untuk memamerkan keterampilannya.
B. Instrumentasi
Orkestra moderen
telah berkembang dengan keluarga instrumen gesek. Instrumen gesek mulai
berkebang dari Perancis lalu ke Inggris dan beberapa negara di Eropa. Pada awal
mula munculnya instrumen gesek, tidak ada metode pembagiannya, namun pada awal
abad ke-17 pembagian untuk alat musik gesek di orkestra telah dibuat. Terdiri
dari violin satu, violin dua, viola, cello, dan contrabass yang memainkan part
yang sama dengan cello namun lebih rendah satu oktaf. Pembagian diatas
berlangsung sampai sekarang, walaupun setelah 150 tahun sempat terjadi
perubahan pada cello yang sudah jarang memainkan part bass dan lebih cenderung
ke arah tenor.
Pada awal munculnya
orkestra gesek, selalu diiringi oleh harpsichord. Harpsichord sendiri memiliki
bentuk seperti piano, namun jika piano menghasilkan bunyil karena senar yang
dipukul, harpsichord menghasilkan bunyi karena senar didalamnya dipetik. Jadi
harpsichord tidak bisa menciptakan dinamika dalam sebuah komposisi. Namun pada
saat itu pemain harpsichord adalah pemimpin suatu grup musik dan sebagai pemain
yang bertugas mengisi harmonisasi pada grup. Bisa juga memainkan part instrumen
lain yang mungkin tidak ada.
Instrumen – instrumen
lain mulai mucul antara tahun 1680 dan 1750. Contohnya oboe dan bassoon, lalu
diikuti trumpet dan horn. Saat itu para komposer mulai menulis part untuk
instrumen – instrumen tersebut, walaupu flute masih memainkan part yang sama
dengan oboe.
Saat Bach (1685-1750) bekerja kepada pangeran
Leopold of Cothen, Ia memiliki sebuah
grup musik kecil yang terdiri dari delapan belas musisi. Walaupun perananannya
masih dipegang oleh harpsichord dan instrumen gesek, tapi Ia telah mencoba
memasukan instrumen tiup dalam karya yang diciptakannya untuk sedikit merubah
warna musik.
Diatas pertengahan
abad ke-18, komposer bekerja sebagai pelayan musik di istana. Dan Ia
menciptakan musik untuk hiburan hanya jika diminta. Setelah pertengahan abad
ke-18 dikalangan kerajaan, komposer
mulai meniggalkan orkestra dengan enam belas sampai dua puluh pemain. Ia hanya
memainkan harpsichord, dan sesekali memainkan violin.
Pada sekitar tahun
1760, orang – orang lebih menggemari musik vokal. Sehingga orkestra mulai ditinggalkan
dan mebuat orkestra hanya untuk menemani jamuan makan malam. Masyarakat yang
mulai tidak ingin mengeluarkan biaya untuk menonton orkestra sangat berdampak
pada para komposer. Namun setelah abad
ke-18, dengan warna musik yang baru, orang – orang mulai mendengarkan kembali
orkestra dengan instrumen gesek dan harpsichord masih sebagai tulang
punggungnya. Lalu oboe dan bassoon telah menjadi instrumen tetap, sedangkan
flute masih sering dipegang oleh pemain oboe. Dan clarinet pun mulai dikenal. Sekitar tahun
1750 setiap orkestra juga sudah memiliki horn, untuk menghasilkan suara yang
lembut dan mellow.
Di lingkungan Mannheim di Jerman terdapat orkestra
yang sangat terkenal, dan Mozart yang
meperdengarkannya pada tahun 1777. Ia juga mengatakan “The orchestra is excellent and strong. On either side there are ten or eleven violins, four violas, two
oboes, two flutes and two clarinets, two horns, four cellos, four bassoons and
four double basses, also trumpets and drums.”
C. Pengaruh Beethoven
Pada paruh pertama
abad ke-19, ada istilah “standard
complement” untuk alat tiup kayu dan logam pada orkestra. Dan hal ini
disebabkan oleh kekuatan musik yang disebut Ludwig
van Beethoven. Pengucualian untuk karyanya Symphony No.4, Violin Concerto,
dan Piano Concerto No.4, yang masing – masing hanya menggunakan satu flute.
Para komposer pada massa itu selalu memasangkan flute, oboe, clarinet, bassoon,
horn dan trumpet. Berbeda dengan Beethoven yang memperhitungkan “palette”
tertentu di Symphonies 3,5,6,dan 9. Untuk menghasilkan efek yang inovatif. Horn
ketiga pada “Eroica” Symphony tidak hanya memberikan fleksibelitas yang
harmonis, namun juga efek dari paduan suara “choral” di trio. Piccolo,
contrabassoon, dan trombone memberikan kemenangan di final di Symphony No.5. Sebuah
piccolo dan trombone juga membantu memberikan badai dan sinar matahari pada
Symphony No.6. Di Symphony No.9 untuk alasan yang sama dengan “Eroica”, empat
horn telah menjadi standar pada saat itu. Namun setalah kepergiannya, simfoni
instrumentasi setia kepada model Beethoven, dengan beberapa pengecualian.
D. Pengaruh Wagner
Perkembangan orkestra
berikutnya datang dari Richard Wagner
‘s Bayreuth orchestra yang didirikan untuk mengiringi drama musik. Karya –
karya Wagner untuk panggunnya diberikan “score” dengan lingkup dan kompleksitas
yang belum pernah terjadi sebelumnya. Ia memberika score untuk “Das Rheingold”,
panggilan untuk enam harpa. Dengan demikian Wagner memberikan sebuah peran yang
lebih dan ledih menuntut konduktor orkestra, karena konduktor memiliki peran
yang sangat penting dalam sebuah orkestra. Hal ini membawa sebuah resolusi
untuk orkestra, dan mengatur kinerja orkestra untuk delapan puluh tahun
berikutnya. Teori Wagner berpusat pada pentingnya tempo dan dinamika, “bowing”
pada alat musik gesek, dan peran konduktor pada orkestra.
E. Konduktor
Orkestra Tanpa Konduktor
Pasca revolusioner di
Uni Soviet dibentuk orkestra simfoni Persimfans pada tahun 1922. Salah satu
aspek yang berbeda dari orkestra simfoni ini adalah paham dari masyarakat yang
komunis (Marxist) atau pendapat bahwa semua orang adalah sama, para anggota
orkestra tersebut merasa tidak perlu ada kondaktor dalam sebuah orkestra.
Mereka dipimpin oleh suatu komite khusus bukan oleh seorang konduktor yang
menurut mereka seperti seorang diktator. Meskipun orkestra ini terbilang cukup
sukses, namun selalu ada masalah saat perpindahan tempo dalam suatu komposisi
yang dimainkan. Orkestra ini berhasil bertahan selama sepuluh tahun, sebelum
akhirnya dibubarkan oleh Stalin (seorang budayawan yang menjadi salah satu
donatur pada orkestra tersebut.
Orkestra Dengan Banyak Konduktor
Saat tehnik polystylism
dan polytempo muncul, banyak komposer mulai menciptakan karyanya dengan tehnik
tersebut. Tehnik ini adalah tehnik dimana komposer menulis musik dan dimainkan
oleh beberapa orkestra secara bersamaan. Dengan kedenderungan ini membawa
fenomena musik baru, yaitu polyconductor diman satu konduktor memimpin beberapa
sub-konduktor. Hal ini memang sangat kompleks, sebagai contoh adalah Evgeni
Kostitsyn ‘s Symphony No.3 yang melibatkan sembilan koduktor.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar