I.
AKUSTIK RUANG
Akustik merupakan satu bidang ilmu yang mempelajari
tentang suara atau bunyi yang ditimbulkan dari benda yang bergetar. Akustik Ruang terdefinisi sebagai
bentuk dan bahan dalam suatu ruangan yang terkait dengan perubahan bunyi atau suara yang terjadi. Akustik sendiri berarti gejala perubahan
suara karena sifat pantul benda atau objek pasif dari alam. Akustik ruang
sangat berpengaruh dalam reproduksi suara, misalnya dalam gedung rapat akan sangat memengaruhi
artikulasi dan kejelasan pembicara.
Akustik ruang banyak dikaitkan dengan dua hal
mendasar, yaitu :
- Perubahan
suara karena pemantulan dan
- Gangguan
suara ketembusan suara dari ruang lain.
Dibutuhkan seorang ahli yang berlandaskan teori perhitungan dan pengalaman
lapangan untuk mewujudkan sebuah ruang yang ideal, seperti home theatre, ruangan karaoke, raung rekaman , ruang pertemuan
dan sejenisnya termasuk ruang tempat ibadah.
Pengukuran jangkah frekuensi dan besarnya, dapat
dilakukan dengan bantuan sebuah RTA (Real
Time Analyzer) untuk mengetahui dan menentukan frekuensi pantulan atau ketembusan, sehingga
dapat ditentukan jenis material penyerap suara yang digunakan.
II.
FENOMENA AKUSTIK RUANG TERTUTUP
Dalam sebuah ruangan tertutup, jalur
perambatan energi akustik adalah ruangan itu sendiri. Oleh karena itu,
pengetahuan tentang fenomena suara yang terjadi dalam ruangan akan sangat
menentukan pada saat diperlukan pengendalian kondisi mendengar pada ruangan
tersebut sesuai dengan fungsinya. Fenomena suara dalam ruangan dapat
digambarkan pada sketsa berikut:
Dari sketsa tersebut, dapat dilihat bahwa pada setiap titik pengamatan atau
titik dimana orang menikmati suara (pendengar) akan dipengaruhi oleh 2 komponen
suara, yaitu komponen suara langsung dan komponen suara pantul. Komponen suara
langsung adalah komponen suara yang sampai ke telinga pendengar langsung dari
sumber. Besarnya energi suara yang sampai ke telinga dari komponen suara ini
dipengaruhi oleh jarak pendengar ke sumber suara dan pengaruh penyerapan energi
oleh udara. Komponen suara pantul merupakan komponen suara yang sampai ke
telinga pendengar setelah suara berinteraksi dengan permukaan ruangan disekitar
pendengar (dinding, lantai dan langit-langit). Total energi suara yang sampai
ke telinga pendengar dan persepsi pendengar terhadap suara yang didengarnya
tentu saja akan dipengaruhi kedua komponen ini. Itu sebabnya komponen suara
pantul akan sangat berperan dalam pembentukan persepsi mendengar atau bias juga
disebutkan karakteristik akustik permukaan dalam ruangan akan sangat
mempengaruhi kondisi dan persepsi mendengar yang dialami oleh pendengar.
Ada 2 hal yang berkaitan dengan karakteristik permukaan dalam ruangan,
yaitu apabila seluruh permukaan dalam ruangan bersifat sangat menyerap dan
seluruh permukaan dalam ruangan bersifat sangat memantulkan energi suara yang
sampai kepadanya. Bila permukaan dalam ruang seluruhnya sangat menyerap, maka
komponen suara yang sampai ke pendengar hanyalah komponen langsung saja dan
ruangan yang seperti ini disebut ruang anechoic (anechoic chamber). Sedangkan pada ruang yang seluruh
permukaannya bersifat sangat memantulkan energi, maka komponen suara pantul
akan jauh lebih dominant dibandingkan komponen langsungnya, dan biasa disebut
sebagai ruang dengung (reverberation
chamber) . Ruangan yang kita gunakan pada umumnya berada diantara 2
ekstrim itu, sesuai dengan fungsinya. Ruang Studio rekaman misalnya lebih
mendekati ruang anechoic, sedangkan ruangan yang berdinding keras lebih menuju
ke ruang dengung.
Desain akustik ruangan tertutup pada intinya adalah mengendalikan komponen
suara langsung dan pantul ini, dengan cara menentukan karakteristik akustik
permukaan dalam ruangan (lantai, dinding dan langit-langit) sesuai dengan
fungsi ruangannya. Ada ruangan yang karena fungsinya memerlukan lebih banyak
karakteristik serap (studio, Home Theater, dll) dan ada yang memerlukan
gabungan antara serap dan pantul yang berimbang (auditorium, ruang kelas, dsb).
Dengan mengkombinasikan beberapa karakter permukaan ruangan, seorang desainer
akustik dapat menciptakan berbagai macam kondisi mendengar sesuai dengan fungsi
ruangannya, yang diwujudkan dalam bentuk parameter akustik ruangan.
Karakteristik akustik permukaan ruangan pada umumnya dibedakan atas:
- Bahan
Penyerap Suara (Absorber) yaitu permukaan yang terbuat dari material yang
menyerap sebagian atau sebagian besar energi suara yang datang padanya.
Misalnya glasswool, mineral wool, foam. Bisa berwujud sebagai material
yang berdiri sendiri atau digabungkan menjadi sistem absorber (fabric
covered absorber, panel absorber, grid absorber, resonator absorber,
perforated panel absorber, acoustic tiles, dsb).
- Bahan
Pemantul Suara (reflektor) yaitu permukaan yang terbuat dari material yang
bersifat memantulkan sebagian besar energi suara yang datang kepadanya.
Pantulan yang dihasilkan bersifat spekular (mengikuti kaidah Snelius:
sudut datang = sudut pantul). Contoh bahan ini misalnya keramik, marmer,
logam, aluminium, gypsum board, beton, dsb.
- Bahan
pendifuse/penyebar suara (Diffusor) yaitu permukaan yang dibuat tidak
merata secara akustik yang menyebarkan energi suara yang datang kepadanya.
Misalnya QRD diffuser, BAD panel, diffsorber dsb.
Dengan menggunakan kombinasi ketiga jenis material tersebut dapat
diwujdukan kondisi mendengar yang diinginkan sesuai dengan fungsinya.
Parameter akustik yang biasanya digunakan dalam ruangan tertutup secara
garis besar dapat dibagi menjadi dua, yaitu parameter yang bersifat temporal monoaural yang bisa
dirasakan dengan menggunakan satu telinga saja (atau diukur dengan menggunakan
single microphone) dan parameter yang bersifat spatial binaural yang hanya bisa dideteksi dengan 2 telinga
secara simultan (atau diukur menggunakan 2 microphone secara simultan).
Yang termasuk dalam parameter tipe temporal-monoaural diantaranya adalah:
- Waktu
dengung (T atau RT), yaitu waktu yang diperlukan energi suara untuk
meluruh (sebesar 60 dB) sejak sumber suara dimatikan. Parameter ini
merupakan parameter akustik yang paling awal digunakan dan masih merupakan
parameter yang paling populer dalam desain ruangan tertutup. Waktu dengung
yang digunakan dalam desain misalnya RT60, T20, T30
(subscript menunjukkan rentang decay yang digunakan untuk mengestimasi
peluruhan energinya) dan EDT (yang berbasis pada peluruhan pada 10 dB
awal). Parameter terakhir lebih sering digunakan karena mengandung
informasi yang signifikan dari medan suara yang diamati. Harga parameter
ini akan dipengaruhi oleh fungsi ruangan, volume dan luas permukaan
ruangan serta berbeda-beda untuk setiap posisi pendengar. Misalkan untuk
ruangan studio perlu < 0.3 s, ruang kelas 0.7 s, ruang konser 1.6 – 2.2
s, masjid 0.7 – 1.1 s, katedral 2 s dsb.
- Clarity,
yaitu perbandingan logaritmik energi suara pada awal 50 atau 80 ms
terhadap energi suara sesudahnya. Diwujudkan dalam parameter C80 untuk
musik dan C50 untuk speech. Parameter ini berkaitan dengan tingkat
kejernihan sinyal suara yang dipersepsi oleh pendengar dalam ruangan.
(standard yang digunakan berharga -2 sd 8 dB)
- Intelligibility,
yaitu perbandingan energi awal 50 ms terhadap energi totalnya. Biasa dinyatakan
sebagai D50 dan lebih banyak digunakan untuk menyatakan kejelasan suara
pengucapan (speech). Harga yang disarankan adalah > 55%. (parameter
terkait adalah STI atau RASTI atau %Alcons).
- Intimacy,
yang ditunjukkan dengan perbedaan waktu datang suara langsung dengan
pantulan awal pada setiap titik pendengar. Dinyatakan dalam Initial Time
Delay Gap (ITDG). Harga yang disarankan secara umum adalah < 35 ms
(yang paling disukai 15-20 ms). Nilai tersebut masih dipengaruhi juga oleh
cepat lambatnya (rhytm) sumber suaranya..
Yang termasuk dalam parameter type spatial-binaural adalah LEF dan IACC.
LEF didapatkan dengan membantingkan pengukuran Impulse Response ruangan
menggunakan 2 buah microphone yang diletakkan secara berdekatan, satu
microphone dengan patern omnidirectional
dan yang lainnya berpola Figure of
Eigth. Sedangkan IACC didapatkan dengan pengukuran impulse response
menggunakan 2 microphone yang ditanamkan dalam 2 telinga manusia (atau kedua
telinga tiruan kepala manusia, dummy
head). Dari kedua parameter ini dapat diturunkan parameter envelopment dan lebar staging/sumber
(apparent source width).
Konsep diatas biasanya lebih banyak diterapkan dalam ruangan besar. Untuk
ruangan kecil seperti studio, sebuah parameter lagi perlu diperhatikan yaitu
distribusi modes (frekuensi resonansi) ruangan terutama pada
frekuensi-frekuensi rendah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar